Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.net

Rabu, 30 November 2011

Dampak internet bagi anak remaja


Dampak internet bagi anak remaja sangat banyak, dari dampak positif dan juga dampak negatif.
  1. Dampak positif
·        Memberikan banyak pengetahuan dengan dunia luar
·        Sarana untuk menyalurkan bakat, dari bakat menulis, menyanyi hingga menjadi artis
·        Mempermudah untuk mencari informasi memalui google
·        Menambah pertemanan melalui jejaring social seperti facebook, twitter, dan lain sebagainnya.
 
  1. Dampak Negatif
·        Menyebabkan terjadinya tindakan penipuan seperti, penipuan melalui onlineshop, perkenalan melalui faceboo yang akhir-akhir ini menggelisahkan remaja putrid karena dibawa lari teman pria yang dikenal melalui jejaring social.
·        Terjadinya chybersex atau tindakan kejahatan seks melalui internet
·        Kecanduan anak remaja terhadap game online yang menyebabkan anak tersebut tidak focus belajar dan sering bolos.
·        Terjadinya pemborosan karena biaya internet yang dikeluarkan tidak sedikit, apalagi dengan jangka waktu yang sangat lama.

c. Perbedaan IM


IM
PERBANDINGAN
G-talk
Google Talk merupakan sebuah klien messenger instant milik Google. Google Talk memerlukan download perangkat lunak, memiliki lebih banyak fitur dan dapat diakses pada kebanyakan ponsel, inilah yang membedakannya dari aplikasi Google Chat lainnya. Selengkapnya perbedaan itu seperti di bawah ini:
o Software ; Perangkat lunak Google Talk adalah software, sebuah aplikasi. Google Talk adalah instant messaging yang mirip dengan AOL Instant Messenger atau Yahoo Messenger. Bedanya, Google Video Chat, di sisi lain, tidak memerlukan download perangkat lunak. Hal ini dapat digunakan dengan login ke account Google milik anda pada setiap browser Internet dan kemudian melakukan Video Chat.
o File Transfer ; Pengguna Google Talk dapat mengirimkan file ke orang yang mereka ajak chatting dengan menggunakan perangkat lunak. Beberapa jenis file dapat dikirimkan seperti: file audio, file video, gambar, dokumen dan banyak lagi. Pengguna menerima file tersebut langsung dan transfer muncul dalam jendela obrolan.
o Video Plug-In ; Pengguna Google Talk harus men-download plug-in untuk memiliki kemampuan video di Google Talk.
YM (yahoo Masagger)
Yahoo Messenger menawarkan dukungan firewall, modus siaga satu program yang minimizes sampai sambungan Internet dibuat, kemampuan untuk menyimpan dan mencetak percakapan, dan tab antarmuka yang menyediakan akses cepat ke saham favorit, berita, olahraga dan nilai.
Fitur-fitur lainnya mencakup kemampuan untuk membuat chat room secara otomatis, info harga saham, kemampuan untuk mengirim pesan ke teman (bahkan jika mereka sedang tidak online), sebuah Quick Compact mode yang menyembunyikan Messenger untuk memaksimalkan melihat kawasan, Tema Messenger, chatting, dan suara, yang memungkinkan untuk berbicara secara gratis kepada siapa saja lain di Internet juga termasuk Launchcast Radio, Yahoo Games, dan Yahoo Audibles. Menggunakan Webcam, dapat melihat siapa yang sedang chatting atau melihat Webcam segala konten Yahoo anggota yang telah memberikan diakses.

b. Perbandingan SM


SM
PERBANDINGAN
Facebook
1. Facebook terbatas pada pengelompokkan teman ke dalam empat grup (Teman, Keluarga, Rekan Kerja, Teman Satu Sekolah) sedangkan Google Plus (G Plus) tidak terbatas.
2. Facebook tidak memiliki fitur dimana saat sedang chatting dengan teman-teman, dapat mencari video Youtube. Selain itu, secara bersamaan dengan teman chat dapat mengomentari video tersebut.
3. Facebook hanya dapat menyukai (Like) dan menjadi fans barang, lokasi, atau layanan tertentu yang ada di komunitas FB, tapi tidak dapat bebas memilih dan mencari topik-topik yang persis dengan minat.
4. Facebook lebih dulu dikenal pada kalangan masyarakat luas dibandingkan dengan GPlus, sehingga Facebook berada di penempatan teratas dalam hal penggunaan Social Network.
G-Plus
 
1.G Plus bebas membuat sebanyak mungkin grup Circle atau Lingkaran tidak ada pembatasan, bebas memberikan nama pada setiap lingkaran. Grup Circle juga bisa disembunyikan, teman-teman yang terdapat di dalam Circle tetap terdaftar sebagai teman meskipun mereka tidak akan tahu ke ke dalam Circle yang mana nama-nama mereka dikelompokkan.
2.Google Plus dapat memakai fitur Sparks.
3.Gplus dapat mengakses layanan lain milik Google, sedangkan hal tersebut tidak dimiliki oleh Facebook.
4. GPlus lebih lama hadir

3. Perbandingan Email, SM, dan IM

a. Perbandingan Email


EMAIL
PERBANDINGAN
Gmail Dan Yahoo
Perbedaan Yahoo dengan Gmail adalah fasilitasnya. Yahoo memang mengkhususkan pada fasilitas mengiriman pesan email. Sedangkan Gmail adalah gabungan dari berbagai fasilitas yang tersedia di Google. Dengan bergabung dengan gmail tentu akan bergabung dengan fasilitas dari google seperti Picasa (foto) Blogspot dan Googlee Site untuk web, Kalender pribadi dan publis, Documents bersama, Perpustakaan dan Group. Sedangkan dari Yahoo  menggunakan fasilitas email, fikr (foto) dan answer. Untuk Yahoo lebih terlalu ketat untuk urusan Spam, sedangkan Gmail tidak terlalu ketat, Gmail lebih disukai untuk kegiatan internet marketing.
Pedoman itu untuk kegiatan tanya & jawab agar tidak digunakan untuk Spam, hal SARA, dan kegiatan terlarang lainnya.
Yahoo lebih banyak digunakan dari gmail, itu karena yahoo memang lebih dahulu dari gmail. Karena itu gmail untuk orang yang sudah lama menggunakan email menjadikan gmail sebagai email skunder karena gmail menyediakan fasilitas untuk meneruskan email yang diterimanya ke email primer seperti di yahoomail.

2. Perbandingan Website dalam negeri dan luar negeri


Website Dalam Negeri
Website Luar Negeri
Perbandingan

http://www.bi.go.id/web/id/ Ini mengenai website bank dalam negeri, tampilannya terlihat simple dan tersedia informasi mengenai bank tersebut. Tidak terlalu banyak gambar dan warna ynag digunakanpun tidak cerah dan terkesan kurang menarik perhatian pembacanya. Berbeda halnya dengan website bank luar negeri ini https://www.bankofamerica.com/, ini terkesan lebih menarik dengan adanya lambing dan perpaduan warna bendera negara tersebut, tetapi tidak lansung terlihat forum berita diberandanya.

1.Perbandingan Aspek desain official website untuk pemerintah, corporate, dan pribadi


PERBANDINGAN
PEMERINTAH

PRIBADI
1. warna
Warna terkesan formal dengan tidak begitu banyak perpaduan warna, tidak terlalu banyak menggunakan warna yang cerah-cerah.
Warna terkesan menarik dengan adanya perpaduan warna kuning hitam dan putih.
2. Layout
Layout yang digunakan tidak terlalu banyak animasi ataupun gambar-gambar yang aneh.
Lain halnya dengan layout yang digunakan di dalam blog pribadi, blog pribadi cenderung menggunakan layout dengan bermacam-macam animasi atau gambar yang sesuai dengan selera dari penulisnya.
3. Filosofi
Dasar dari penulisan blog tersebut berasal dari kebutuhan masyarakat mengenai informasi kepemerintahan  agar dapat terjangkau dengan mudah melalui internet.
Blog ini lahir dari kebodohan penulis. Blog yang berisikan semua hal yang membahayakan otak pembaca, dilain itu Blog ini dibuat hanya untuk memuaskan nafsu penulis belaka. Didalam blog ini terdapat content² yang berasal dari dunia lain. Mempunyai Misi : membuat orang yang membaca terdampar dalam dunia penulis yang 'bobrok' dan membuat pembaca ketagihan dengan bau kentut blog ini. (penulis)
4. Fasilitas
Fasilitas yang tersedia tentu lebih banyak dibandingkan dengan dengan blog pribadi, diantaranya adanya Fitur Web, Fitur interkatif dan layanan web serta banyaknya info mengenai kepemerintahan. Situs resmi pemerintah Republik Indonesia. Berisi berita, produk hukum, profil kabinet dan data pembangunan serta berbagai macam topic berita.
Blog pribadi mayoritas terdapat fasilitas yang standar dan tidak banyak tersedia fasilitas-fasilitas lainnya. Hanya  ada  fasilitas untuk menulusuri ke google, itupun sangat jarang karena biasanya Blog pribasi hanya menuliskan identitas di profilnya dan karya-karya tulisannya.
6. posisi Menu Berita
Posisi menu berita terletak di tengah-tengah penulisan.
 Posisi menu berita relative sama dengan pemerintah, yaitu terletak ditenah-tengah penulisan Blog.


Senin, 25 April 2011

TERITORIALITAS, RUANG PERSONAL DAN PRIVASI

1. TERITORIALITAS


Menurut Holahan, Teritorialitas adalah suatu tingkah laku yang diasosiasikan pemilikan atau tempat yang ditempatinya atau area yang sering melibatkan cirri pemiliknya dan pertahanan dari serangan orang lain. Degan demikian menurut Altman (1975) penghuni tempat tersebut dapat mengontrol daerahnya atau unitnya dengan benar, atau merupakan suatu territorial primer. Menurut Lang (1987), terdapat empat karakter dari territorialitas, yaitu :

1.Kepemilikan atau hak dari suatu tempat

2.Personalisasi atau penandaan dari suatu area tertentu

3.Hak untuk mempertahankan diri dari ganggunan luar

4.Pengatur dari beberapa fungsi, mulai dari bertemunya kebutuhan dasra psikologis sampai kepada kepuasan kognitif dan kebutuhan-kebutuhan estetika

Menurut Altman (1975), territorial bukan hanya alat untuk menciptakan privasi saja, melainkan berfungsi pula sebagai alat untuk menjaga keseimbangan hubungan social. Altman juga membagi territorialitas menjadi tiga, yaitu :

1. Territorial Primer

Jenis tritori ini dimiliki serta dipergunakan secara khusus bagi pemiliknya. Pelanggaran terhadap teritori uatam ini akan mengakibatkantimbulnya perlawanan dari pemiliknya karena menyangkut masalah serius terhadap aspek psikologis pemiliknya, yaitu dalam hal harga diri dan identitasnya.

2. Territorial Sekunder

Jenis teritori ini lebih longgar pemakaiannya dan pengontrolan oleh perorangan. Territorial ini juga dapat digunakan oleh orang lain yang masih di dalam kelompok ataupun orang yang mempunyai kepentingan kepada kelompok itu. Sifat teritori sekunder adalah semi-publik.

3. Territorial Umum

Territorial umum dapat digunakan oleh setiap orang dengan mengikuti aturan-aturan yang lazim di dalam masyarakat dimana territorial umum itu berada. Territorial umum dapat dipergunakan secara sementara dalam jangka waktu lama maupun singkat.

Apa perbedaan ruang personal dengan teritorialitas? Seperti pendapat Sommer dan de War (1963), bahwa ruang personal dibawa kemanapun seseorang pergi, sedangkan teritori memiliki implikasi tertentu yang secara geografis merupakan daerah yang tidak berubah-ubah



2. RUANG PERSONAL

A. Pengertian Ruang Personal

Istilah personal space pertama kali digunakan oleh Katz pada 1973 dan bukan merupakan sesuatu yang unik dalam istilah psikologi, karena istilah ini juga dipakai dalam bidang biologi, antronologi, dan arsitektur (Yusuf, 1991).

Selanjutnya dikatakan bahwa studi personal space merupakan tinjauan terhadap perilaku hewan dengan cara mengamati perilaku mereka berkelahi, terbang, dan jarak sosial antara yang satu dengan yang lain. Kajian ini kemudian ditransformasikan dengan cara membentuk pembataas serta dapat pula diumpamakan semacam gelembung yang mengelilingi individu dengan individu lain.

Masalah menegnai ruang personal ini berhubungan dengan batas-batas di sekeliling seseorang. Menurut Sommer (dalam Altman, 1975) ruang personal adalah daerah di sekeliling seseorang dengan batas-batas yang tidak jelas dimana seseorang tidak boleh memasukinya. Goffman (dalam Altman, 1975) menggambar ruang personal sebagai jarak/daerah di sekitar individu dimana jika dimasuki orang lain, menyebabkan ia merasa batasnya dilanggar, merasa indivdu dimana jika dimasuki orang lain, menyebabkan ia merasa batasnya dilanggar, merasa tidak senang, dan kadang-kadang menarik diri.

Beberapa definisi ruang personal secara implisit berdasarkan hasil-hasil penelitian, antara lain:

• ruang personal adalah batas-batas yang tidak jelas antara seseorang dengan orang lain.

• ruang personal sesungguhnya berdekatan dengan diri sendiri.

• pengaturan ruang personal merupakan proses dinamis yang memungkinkan diri kita keluar darinya sebagai suatu perubahan situasi.

• ketika seseorang melanggar ruang personal orang lain, maka dapat berakibat kecemasan, stres, dan bahkan perkelahian.

• ruang personal berhubungan secara langsung dengan jarak-jarak antar manusia, walaupun ada tiga orientasi dari orang lain: berhadapan, saling membelakangi, dan searah.

Ada kecenderungan dari para peneliti untuk menyamankan ruang personal dengan suatu gelembung yang mengepung kita, dan memiliki sejumlah kegunaan. Sebagai contoh, Hayduk percaya bahwa ruang personal merupakan suatu bentuk tiga dimensional. Umumnya berbentuk silinder dan dari bentuknya kita dapat melihat bahwa bentuk tersebut ajeg pada bagian atas pinggang kita, tetapi kemudian makin menyampit dari pinggang ke bawah.

Dengan definisi ruang personal sebagai “batas yang tak terlihat yang mengelilingi kita, dimana orang lain tidak dapat melanggarnya”, maka ide ini dapat dikinotasikan secara jelas secara visual dari pada pemahaman yang hanya ditulis secara teoritis.

Menurut Edward T. Hall, seorang antropolog, bahwa dalam interaksi sosial terdapat empat zona spasial yang meliputi: jarak intim, jarak personal, jarak sosial, dan jarak publik. Kajian ini kemudian dikenal dengan istilah Proksemik (kedekatan) atau cara seseorang menggunakan ruang dalam berkomunikasi (dalam Altman, 1975).



1. Pertama, jarak intim adalah jarak yang dekat/akrab atau keakraban dengan jarak 0-18 inci. Menurut Hall pada jarak yang akrab ini kemunculan orang lain adalah jelas sekali dan mungkin suatu saat akan menjadi sangat besar karena sangat meningkatnya masukan panca indera. Penglihatan, panas tubuh orang lain, suara, bau, dan tarikan nafas, semuanya menyatu sebagai tanda yang sangat jelas tentang keterlibatan orang lain. Pada jarak 0-6 inci (fase dekat pada jarak intim), kontak fisik merupakan suatu hal yang teramat penting. Hall menggambarkan bahwa pada jarak ini akan mudah terjadi pada saat seseorang sedang bercinta , olahraga gulat, saling menyenangkan, dan melindungi. Pada jarak ini kemungkinan untuk menerima dan menyampaikan isyarat-isyarat komunikasi adalah sangat luar biasa. Seseorang dapat melihat dengan jelas keseluruhan orang yang sedang dihadapinya seperti tekstur kulitnya, kerut dan cacat wajahnya, warna matanya, tingkat kepu tihan bola matanya, kerutan pada keningnya, dan mulutnya. Pada jarak sedekat itu kita lebih dari sekedar melihat.

Zona yang kedua adalah personal distance (jarak pribadi), yang memiliki jarak antara 1,5-4 kaki. Jarak ini adalah karateristik kerenggangan yang biasa dipakai individu satu sama lain. Gangguan diluar jarak ini menjadi tidak menyenangkan. Jarak pribadi ini masih mengenal pembagian fase menjadi dua: fase dekat (1,5-2,5 kaki) dan fase jauh (2,5-4 kaki). Pada fase dekat masih memungkinkan banyak sekali pertukaran sentuhan, bau, pandangan, dan isyarat-isyarat lainnya, meski tidak sebanyak pada intimate distance. Otot-otot wajah, pori-pori-, dan rambut wajah, masih nampak/dapat dilihat, sama halnya pada intimate zone. Hall merasa bahwa ada fase dekat pada jarak personal ini diperuntukan bagi pasangan intim. Pada fase jauh yang meliputi jarak 2,5-4 kaki, jaraknya dapat memanjang sampai jarak dimana masing-masing orang dapat saling menyentuh dengan menglurkan tangannya. Di luar jarak ini menurut Hall seseorang tidak dapat dengan mudah memegang tangan orang lain. Pada jarak ini komunikasi halus (fine grain communication) masih dapat diamati, termasuk warna rambut, tekstur kulit, dan roman muka. Isyarat suara masih banyak, namun bau dan panas tubuh kadang-kadang tigak terdeteksi jika tidak menggunakan parfum. Zona jarak pribadi adalah transisi antara kelompok intim dengan tingkah laku umum yang agak formal.

2. Daerah ketiga adalah jarak sosial (social distance), yang mempunyai jarak 4-25 kaki dan merupakan jarak-jarak normal yang memungkinkan terjadinya kontak sosial yang umum serta hubungan bisnis. Dalam penelitian disuatu kantor terbukti bahwa pada susunan bangku-bangku dan perabotan milik kantor sering disusun ternyata secara tak sengaja berdasarkan pada zona jarak sosial.

Pada bagian yang dekat dengan zona sosial atau pada jarak 4-7 kaki, kontak sosial tidak begitu terselaraskan dengan baik dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya. Isyarat-isyarat vokal seperti kekerasan dan tinggi rendahnya suara dapat dengan mudah dideteksi, tetapi panas tubuh dan isyarat-isyarat sentuhan lainnya menjadi relatif tidak penting. Interaksi diantara orang yang secara dekat bekerja sama dan diantara perkenalan-perkenalan yang terjadi secara kebetulan pada jarak ini, dan hal itu adalah jarak yang dapat diterima dan pantas dalam lingkungan umum. Hasil pengamatan Hall, bahwa orang-orang yang ada dibandara atau dalam percakapan umum dijalan-jalan dan kantor-kantor seringkali menjaga jarak satu sama lain dalam range ini.

Fase yang ketiga adalah fase jauh atau dalam jarak 7-12 kaki, seringkali lebih formal, dimana pengamatan visual secara terinci seringkali terlawatkan , meskipun seluruh tubuh orang lain dapat dengan mudah dilihat. Panas tubuh, sentuhan dan bau biasanya tidak lagi ada pada jarak ini.

3. Daerah yang keempat/terakhir pada zona publik, yaitu pada jarak 12-25 kaki atau jarak-jarak dimana isyarat-isyarat komunikasi lebih sedikit dibandingkan daerah-daerah terdahulu. Jarak ini secara khusus disediakan untuk situasi-situasi formal atau pembicaraan umum atau orang-orang yang berstatus lebih tinggi, misalnya dalam kelas.



3. PRIVASI

A. Pengertian Privasi

Privasi merupakan tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki seseorang pada suatu kondisi atau situasi tertentu. Tingkatan privasi yang diinginkan itu menyangkut keterbukaan atau ketertutupan, adanya keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain, atau justru ingin menghindar atau berusaha supaya sukar dicapai oleh orang lain (Dibyo Hartono, 1986).

Rapoport (dalam Soesilo, 1988) mendefinisikan privasi sebagai suatu kemampuan untuk mengontrol interaksi, kemampuan untuk memperoleh pilihan-pilihan dan kemampuan untuk mencapai interaksi yang diinginkan. Privasi jangan dipandang hanya sebagai penarikan diri seseorang secara fisik terhadap pihak-pihak lain dalam rangka menyepi saja.

Marshall (dalam Wrightman & Deaux, 1981) dan ahli-ahli lain (seperti Bates, 1964; Kira, 1966 dalam Altman, 1975) mengatakan bahwa privasi menunjukkan adanya pilihan untuk menghindarkan diri dari keterlibatan dengan orang lain dan lingkungan sosialnya. Sedangkan menurut Altman (1975) privasi adalah proses pengontrolan yang selektif terhadap akses kepada diri sendiri dan akses kepada orang lain.









Fungsi Privasi



Altman (1975) menjabarkan beberapa fungsi privasi :

• fungsi pertama privasi adalah pengatur dan pengontrol interaksi interpersonal yang berarti sejauh mana hubungan dengan orang lain diinginkan, kapan waktunya menyendiri dan kapan waktunya bersama-sama dengan orang lain. privasi dibagi menjadi 2 macam, yaitu privasi rendah (terjadi bila hubungan dengan orang lain dikehendaki), dan privasi tinggi (terjadi bila ingin menyendiri dan hubungan dengan orang lain dikurangi).

• fungsi kedua privasi adalah merencanakan dan membuat strategi untuk berhubungan dengan orang lain, yang meliputi keintiman / jarak dalam berhubungan dengan orang lain.

• fungsi ketiga privasi adalah memperjelas identitas diri.



faktor-faktor Yang Mempengaruhi Privasi

Terdapat faktor yang mempengaruhi privasi yaitu faktor personal, faktor situasional, faktor budaya.

• Faktor Personal. Marshall (dalam Gifford, 1987) mengatakan bahwa perbedaan dalam latar belakang pribadi akan berhubungan dengan kebutuhan akan privasi. Dalam penelitiannya, ditemukan bahwa anak-anak yang tumbuh dalam suasana rumah yang sesak akan lebih memilih keadaan yang anonim dan reserve saat ia dewasa. Sedangkan orang menghabiskan sebagian besar waktunya di kota akan lebih memilih keadaan anonim dan intimacy.

• Faktor Situasional. Beberapa hasil penelitian tentang privasi dalam dunia kerja, secara umum menyimpulkan bahwa kepuasaan terhadap kebutuhan akan privasi sangat berhubungan dengan seberapa besar lingkungan mengijinkan orang-orang di dalamnya untuk menyendiri (Gifford, 1987).

• Faktor Budaya. Penemuan dari beberapa peneliti tentang privasi dalam berbagai budaya (seperti Patterson dan Chiswick pada suku Iban di Kalimantan, Yoors pada orang Gypsy dan Geertz pada orang Jawa dan Bali) memandang bahwa tiap-tiap budaya tidak ditemukan adanya perbedaan dalam banyaknya privasi yang diinginkan, tetapi sangat berbeda dalam cara bagaimana mereka mendapatkan privasi (Gifford, 1987).



Pengaruh Privasi Terhadap Perilaku

Maxine Wolfe dan kawan-kawan (dalam Holahan, 1982) mecatat bahwa pengelolahan hubungan interpersonal adalah pusat dari pengalaman tentang privasi dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, orang yang terganggu privasinya akan merasakan keadaan yang tidak mengenakkan. Sedangkan Schwartz (dalam Holahan, 1982) menemukan bahwa kemampuan untuk menarik diri ke dalam privasi (privasi tinggi) dapat membantu membuat hidup ini lebih mengenakkan saat harus berurusan dengan orang-orang yang “sulit”. Sementara hal yang senada diungkapkan oleh westin bahwa saat-saat kita mendapatkan privasi seperti yang kita inginkan, kita dapat melakukan pelepasan emosi dari akumulasi tekanan hidup sehari-hari dan kita juga dapat melakukan evaluasi diri serta membantu kita mengembangkan dan mengelola perasaan otonomi diri. Otonomi ini meliputi perasaan bebas, kesadaran memilih dan kemerdekaan dari pengaruh orang lain.



D. HUBUNGAN ANTARA TERITORIALITAS, RUANG PERSONAL DAN PRIVASI

Teritorialiatas,Ruang Personal dan dan Privasi memiliki hubungan satu sama lalinnya, teritorialiatas merupakan cakupan penempatan seseorang untuk menetap satu sama lain yang memilki jangkauan tertentu dan jangkauan tersebut berada dalam ruang personal yang mencakup tiga daerah, diantaranya jarak intim, jarak personal, jarak sosial, dan jarak public. ruang personal itu sendiri memiliki batas yang tak terlihat yang mengelilingi kita, dimana orang lain tidak dapat melanggarnya. Dengan adanya privasi hubungan tersebut menjadi jelas dan membatasi ruang personal tersebut.







Sumber :

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/peng_psikologi_lingkungan/bab5-ruang_personal_dan_teritorialias.pdf

Minggu, 27 Maret 2011

KEPADATAN DAN KESESAKAN



A.  Pengertian Kepadatan
Definisi kepadatan beberapa ahli :
·        Kepadatan menurut Sundstrom (dalam Wrightsman & Deaux, 1981), yaitu sejumlah manusia dalam setiap unit ruangan.
- Sejumlah individu yang berada di suatu ruang atau wilayah tertentu dan lebih bersifat fisik (Holahan, 1982; Heimstra dan McFaring, 1978; Stokols dalam Schmidt dan Keating, 1978).
·        Suatu keadaan akan dikatakan semakin padat bila jumlah manusia pada suatu batas ruang tertentu semakin banyak dibandingkan dengan luas ruangannya (Sarwono, 1992).
Penelitian tentang kepadatan manusia berawal dari penelitian terhadap hewan yang dilakukan oleh John Calhoun. Penelitian Calhoun (dalam Worche dan Cooper, 1983) bertujuan untuk mengetahui dampak negatif kepadatan dengan menggunakan hewan percobaan tikus. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perilaku kanibal pada hewan tikus seiring dengan bertambahnya jumlah tikus. Pertumbuhan populasi yang tak terkendali, memberikan dampak negatif terhadap tikus – tikus tersebut. Terjadi penurunan fisik pada ginjal, otak, hati, dan jaringan kelenjar, serta penyimpangan perilaku seperti hiperaktif, homoseksual, dan kanibal. Akibat keseluruhan dampak negatif tersebut menyebabkan penurunan kesehatan dan fertilitas, sakit, mati, dan penurunan populasi.
Penelitian terhadap manusia pernah dilakukan oleh Bell (dalam Setiadi, 1991) mencoba memerinci: bagaimana manusia merasakan dan bereaksi terhadap kepadatan yang terjadi; bagaimana dampaknya terhadap tingkah laku sosial; dan bagaimana dampaknya terhadap task performance (kinerja tugas)? Hasilnya memperlihatkan ternyata banyak hal-hal yang negatif akibat dari kepadatan, diantaranya :

1.     ketidaknyamanan dan kecemasan, peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, hingga terjadi penurunan kesehatan atau peningkatan pada kelompok manusia tertentu.
2.     peningkatan agresivitas pada anak – anak dan orang dewasa (mengikuti kurva linear) atau menjadi sangat menurun (berdiam diri/murung) bila kepadatan tinggi sekali (high spatial density). Juga kehilangan minat berkomunikasi, kerjasama, dan tolong-menolong sesama anggota kelompok.
3.     terjadi penurunan ketekunan dalam pemecahan persoalan atau pekerjaan. Juga penurunan hasil kerja terutama pada pekerjaan yang menuntut hasil kerja yang kompleks.

Dalam penelitian tersebut diketahui pula bahwa dampak negatif kepadatan lebih berpengaruh terhadap pria atau dapat dikatakan bahwa pria lebih memiliki perasaan negatif pada kepadatan tinggi bila dibandingkan wanita. Pria juga bereaksi lebih negatif terhadap anggota kelompok, baik pada kepadatan tinggi ataupun rendah dan wanita justru lebih menyukai anggota kelompoknya pada kepadatan tinggi.

Pembicaraan tentang kepadatan tidak terlepas dari masalah kesesakan. Kesesakan atau crowding merupakan persepsi individu terhadap keterbatasan ruang, sehingga lebih bersifat psikis (Gifford, 1978; Schmidt dan Keating, 1979; Stokois dalam Holahan, 1982). Kesesakan terjadi bila mekanisme privasi individu gagal berfungsi dengan baik karena individu atau kelompok terlalu banyak berinteraksi dengan yang lain tanpa diinginkan individu tersebut (Altman, 1975).
Baum dan Paulus (1987) menerangkan bahwa proses kepadatan dapat dirasakan sebagai kesesakan atau tidak dapat ditentukan oleh penilaian individu berdasarkan empat faktor, yaitu:
a. seting fisik.
b. seting sosial.
c. personal.
d. Kemampuan beradaptasi.

B.  Pengertian Kesesakan
1. PENGERTIAN KESESAKAN
Kesesakan merupakan fenomena yang akan menimbulkan permasalahan bagi setiap negara didunia dimasa yang akan datang. Hal ini dikarenakan terbatasnya luas bumi dan potensi sumbar daya alam yang dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia, sementara perkembangan jumlah manusia di dunia tidak terbatas.
Kesesakan timbul dari perkembangan jumlah manusia di dunia pada masa kini telah menimbulkan berbagai masalah sosial dibanyak negara(mis: Indonesia, Cina, India dan sebagainya), baik permasalahan yang bersifat fisik maupun psikologis. Dalam perspektif Psikologis dari kesesakan adalah semakin banyaknya orang yang mengalami stres dan berperilaku agresif destrukif.



2. PENYEBAB PENDUDUK DUNIA MAKIN PADAT
Masalah kepadatan penduduk disebabkan akibat menurunnya tingkat kematian dengan tanpa disertai menurunnya tingkat kesuburan. Umumnya dinegara-negara berkembang sudah mampu menurunkan tingkat kesuburan, sedangkan dinegara-negara yang sedang berkembang belum mampu menurunkan tingkat kematian dan kesuburan.
1.     Ada alasan-alasan tertentu mengapa tingkat pertambahan penduduk di negara yang sedang berkembang itu tetap tinggi. Beberapa pendapat yang diperkuat oleh hasil penelitian mengungkapkan bahwa tingkat pertambahan penduduk yang tinggi tersebut antara lain disebabkan oleh :
Kesuburan yang tinggi merupakan jawaban terhadap kematian yang tinggi untuk mempertahankan kelangsungan hidup keluarga bangsa dan agama.
2.     Dinegara-negara yang sedang berkembang , anak adalah kekayaan orang tua karena merupakan jaminan sosial, ekonomi, dan emosi dihari tua.
3.     Dinegara berkembang, perkawainan pada usia remaja sering dilakukan, terutama di desa-desa.
4.     Para orang tua dan mertua selalu mengharapkan perkawinan anaknya segera dikaruniani anak.
5.     Menurut Masri Singarimbun(1977), para orang tua di Sunda dan Jawa, baik di desa maupun dikota mempunyai konsep yang sama tentang besarnya keluarga ideal. Keluarga ideal tersebut terdiri dari suami, istri, dan 4 orang anak.

3. TEORI KESESAKAN
Kepadatan memang mengakibatkan kesesakan, tetapi bukan satu-satunya syarat yang dapat menimbulkan kesesakan. Ada 3 konsep yang menjelaskan terjadinya kesesakan, yaitu teori information overload, teori behavioral constraint, teori ecological model (Stocols dalam Heimstra dan McFarling, 1978; Holahan, 1982; Jain;1987). Ketiga konsep tersebut menjelaskan hubungan kepadatan fisik dengan kesesakan. Semakin padat suatu kawasan semakin banyak informasi yang melintas dihadapan penghuni adalah dinamika yang tidak terhindarkan, bila informasi tersebut melampaui batas kemampuan penerimaannya , maka timbulah maslah psikologis.
Semakin banyak penduduk dalam wilayah yang terbatas juga bisa menyebabkan adanya constrain bagi individu. Konsep ini berkaitan dengan konsep ekologi. Ketika daya dukung wilayah tidak mencukupi maka lingkungan alam dan sosial akan saling terkait dalam menimbulkan masalah( Sulistyani et al., 1993).
1.     Dalam suasana sesak dan padat, kondisi psikologis negatif mudah timbul sehingga memunculkan stres dan bernagai macam aktivitas sosial negatif( Wrightsman dan Deaux,1981). Bentuk aktivitas tersebut antara lain : munculnya bermacam-macam penyakit fisik dan psikologis, stres, tekanan darah meningkat, psikosomatis dan gangguan jiwa;
2.     munculnya patologi sosial seperti kejahatan dan kenakalan remaja;
3.      munculnya tingkah laku sosial yang negatif, seperti agresi, menarik diri, prososial, dan kecenderungan berprasangka;
4.     menurunya prestasi kerja.

Teori 2 Kesesakan :
1.     Teori Beban Stimulus
Kesesakan akan terjadi bila stimulus yang diterima individu terlalu banyak (melebihi kapasitas kognitifnya) sehingga timbul kegagalan dalam memproses stimulus atau info dari lingkungan.
Menurut Keating, Stimulus adalah hadirnya banyak orang dan aspek-aspek interaksinya, kondisi lingkunga fisik yang menyebabkan kepadatan social. Informasi yang berlebihan dapat terjadi karena :
a. Kondisi lingkungan fisik yang tidak menyenangkan
b. Jarak antar individu (dalam arti fisik) yang terlalu dekat
c. Suatu percakapan yang tidak dikehendaki
d. Terlalu banyak mitra interaksi
e. Interaksi yang terjadi dirasa terlalu dalam atau terlalu lama

2. Teori Ekologi
Membahas kesesakan dari sudut proses social
a.     Menurut Micklin :
Sifat-sifat umum model pada ekologi manusia :
1. Teori ekologi perilaku : Fokus pada hubungan timbale balik antara manusia dan lingkungan.
2. Unit analisisnya : Kelompok social, bukan individu dan organisasi social memegang peranan penting
3. Menekankan pada distribusi dan penggunaan sumber-sumber material dan sosial
b. Menurut Wicker :
Teori Manning : Kesesakan tidak dapat dipisahkan dari factor setting dimana hal itu terjadi.

3. Teori Kendala Perilaku
Kesesakan terjadi karena adanya kepadatan sedemikian rupa sehingga individu merasa terhambat untuk melakukan sesuatu.Kesesakan akan terjadi bila system regulasi privasi seseorang tidak berjalan secara efektif lebih banyak kontak social yang tidak diinginkan. Kesesakan timbul karena ada usaha-usaha yang terlalu banyak, yang butuh energy fisik maupun psikis, guna mengatur tingkat interaksi yang diinginkan.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesesakan
1. Faktor Personal
a. Kontrol Pribadi dan Locus Of Control; Selligman, dkk :
Kepadatan meningkat bias menghasilkan kesesakan bila individu sudah tidak punya control terhadap lingkungan sekitarnya. Control pribadi dapat mengurangi kesesakan. Locus Of Control ibternal : Kecendrungan individu untuk mempercayai (atau tidak mempercayai) bahwa keadaab yang ada di dalam dirinya lah yang berpengaruh kedalam kehidupannya.

b. Budaya, pengalaman dan proses adaptasi
Menurut Sundstrom : Pengalaman pribadi dalam kondisi padat mempengaruhi tingkat toleransi.
Menurut Yusuf : Kepadatan meningkat menyebabkan timbulnya kreatifitas sebagai intervensi atau upaya menekankan perasaan sesak.

c. Jenis kelamin dan usia
Pria lebih reaktif terhadap kondisi sesak
Perkembangan, gejala reaktif terhadap kesesakan timbul pada individu usia muda.

2. Faktor Sosial
a. Kehadiran dan perilaku orang lain
b. Formasi koalisi
c. Kualitas hubungan
d. Informasi yang tersedia

3. Faktor Fisik
- Goves dan Hughes : Kesesakan didalamnya rumah berhubungan dengan factor-faktor fisik, jenis rumah, urutan lantai, ukuran, suasan sekitar.
- Altman dan Bell, dkk : Suara gaduh,panas, polusi, sifat lingkungan, tipe suasana, karakteristik setting mempengaruhi kesesakan.
sumber: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhgIf1o1bVDuTG2D5dwJVa5YFwN-042y_xlscT1fkVo0qa4TLfHX2Od4Yj5n2WmnUplMvFaaXj2ACjw14PE8q0Kf6MucFGIzTTBuzT3MYEwPEdHTGH_HxoPdSWfwBXTm4muqsnn3tHQAI/s1600/semarang+LIMPAHAN+KEPADATAN2.jpg

Sabtu, 26 Februari 2011

PERAN INTERAKSI LINGKUNGAN TERHADAP PEMBENTUKAN PERILAKU INDIVIDU

psikologi lingkungan adalah ilmu kejiwaan yang mempelajari perilaku manusia berdasarkan pengaruh dari lingkungan tempat tinggalnya, baik lingkungan sosial, lingkungan binaan ataupun lingkungan alam.

Psikologi lingkungan adalah hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan fisiknya , baik yang buatan maupun yang alamiah (Bell.dkk 1996).
Avin Fadilla Helmi (1999) menyebutkan bahwa psikologi lingkungan merupakan ilmu perilaku yang berkaitan dengan lingkungan fisik, merupakan salah satu cabang ilmu Psikologi yang tergolong masih muda. Teori-teori psikologi lingkungan dipengaruhi, baik oleh tradisi teori besar yang berkembang dalam disiplin ilmu Psikologi maupun diluar ilmu psikologi. Grand theories yang sering diaplikasikan dalam psikologi lingkungan seperti misalnya teori kognitif, teori behavioristik, dan teori medan.
  • Teori psikologi lingkungan dari Schoggen
Schogeen mengembangkan teori Behavior Setting dari Roger R. Barker yang terkenal. Inti teori ini adalah bahwa manusia berperilaku sesuai dengan setting (tatanan) lingkungan. Di tempat yang sama , perilaku dapat berbeda kalau tatanan tempat itu berbeda  ( misalnya, ruangan kelas yang diubah tatanannya menjadi ruang pesta akan merangsang  timbulnya perilaku berpesta , bukan perilaku belajar- mengajar . penelitian barker  mengenai Behavior Setting di sebuah kota  di medwest, dilengkapi dengan hasil-hasil penelitian  di berbagai setting lain. Hasilnya adalah bahwa teori behavior setting berkait dengan berbagai konsep dalam ilmu-ilmu social, lingkungan , dan perilaku.